Tantangan dan Peluang Koperasi Desa Merah Putih dalam Perekonomian Desa, Khususnya di Wilayah Desa Bobawa, Kecamatan Golewa Selatan, Kabupaten Ngada
Koperasi sebagai soko guru perekonomian Indonesia kembali menemukan relevansinya di tengah dinamika sosial ekonomi masyarakat desa. Di tengah meningkatnya kebutuhan akan penguatan ekonomi lokal, hadirnya Koperasi Desa Merah Putih menjadi angin segar bagi masyarakat Desa Bobawa, Kecamatan Golewa Selatan, Kabupaten Ngada. Koperasi ini bukan sekadar wadah simpan pinjam, tetapi juga merupakan sarana kolektif yang bisa mendorong kemandirian ekonomi berbasis potensi lokal.
Namun, sebagaimana gerakan ekonomi rakyat lainnya, Koperasi Desa Merah Putih juga dihadapkan pada sejumlah tantangan yang harus dihadapi dengan kepala dingin dan kerja sama seluruh elemen masyarakat. Tantangan-tantangan ini tidak dimaksudkan sebagai penghalang, melainkan sebagai batu uji untuk membentuk koperasi yang tangguh, adaptif, dan berdaya saing.
Tantangan Internal: Kesadaran Kolektif dan Kapasitas SDM
Tantangan pertama datang dari dalam: rendahnya literasi koperasi di kalangan masyarakat desa, termasuk di Desa Bobawa. Sebagian besar anggota koperasi masih memandang koperasi sebagai tempat meminjam uang semata, tanpa memahami nilai-nilai utama koperasi seperti kebersamaan, partisipasi, dan gotong royong. Kurangnya pemahaman ini menyebabkan minimnya partisipasi aktif dalam pengambilan keputusan dan kurangnya rasa memiliki terhadap koperasi itu sendiri.
Selain itu, masih terdapat keterbatasan sumber daya manusia (SDM) yang memahami tata kelola koperasi secara profesional. Koperasi yang sehat membutuhkan pengurus yang tidak hanya jujur, tetapi juga kompeten dalam pengelolaan administrasi, keuangan, serta pengembangan usaha. Ketika pengelolaan masih dilakukan secara tradisional dan manual, maka potensi kebocoran hingga ketidakefisienan kerap terjadi.
Tantangan Eksternal: Akses Pasar dan Modal Usaha
Secara eksternal, akses terhadap pasar yang luas dan stabil menjadi tantangan besar. Produk-produk lokal Desa Bobawa seperti hasil pertanian, peternakan, dan kerajinan memiliki potensi tinggi, tetapi belum terserap maksimal oleh pasar karena keterbatasan jaringan distribusi, kualitas produk, dan kemasan. Tanpa intervensi koperasi untuk membantu menjembatani antara produsen dan konsumen, petani dan pelaku UMKM tetap berada dalam posisi lemah dalam rantai nilai ekonomi.
Kemudian, akses terhadap permodalan juga masih menjadi kendala. Meski koperasi memiliki peran dalam memberikan kredit usaha, keterbatasan modal koperasi sendiri seringkali membatasi daya jangkau pelayanan. Perlu kemitraan strategis dengan lembaga keuangan, pemerintah daerah, dan BUMDes untuk memperkuat struktur permodalan koperasi.
Peluang: Potensi Lokal dan Dukungan Regulasi
Namun di balik berbagai tantangan tersebut, Koperasi Desa Merah Putih memiliki peluang besar untuk berkembang menjadi motor penggerak ekonomi Desa Bobawa. Salah satu kekuatan utama terletak pada potensi lokal yang melimpah. Bobawa memiliki lahan pertanian yang subur, sumber daya peternakan, serta masyarakat yang ulet dan pekerja keras. Dengan koperasi sebagai agregator dan fasilitator, produk-produk ini dapat dikembangkan secara berkelanjutan untuk menciptakan nilai tambah ekonomi.
Peluang lain datang dari dukungan regulasi pemerintah, baik dari pusat maupun daerah. Pemerintah Kabupaten Ngada, melalui program pemberdayaan ekonomi desa, memberikan ruang bagi koperasi untuk mendapatkan pelatihan manajerial, pendampingan usaha, dan bahkan akses hibah modal. Kehadiran Peraturan Presiden tentang Pemberdayaan Ekonomi Kerakyatan dan program Kementerian Koperasi dan UKM menjadi penopang penting dalam penguatan koperasi desa.
Transformasi Digital: Jalan Menuju Efisiensi dan Transparansi
Dalam era digital saat ini, transformasi digital menjadi peluang penting yang harus dimanfaatkan oleh Koperasi Desa Merah Putih. Penggunaan aplikasi akuntansi koperasi, sistem manajemen keanggotaan digital, dan pemasaran daring dapat meningkatkan transparansi, efisiensi, dan daya jangkau pasar. Bahkan, platform digital bisa menjadi solusi untuk mempertemukan produk lokal dengan pasar regional, nasional, hingga internasional.
Pemuda desa juga bisa dilibatkan dalam transformasi ini, sebagai agen perubahan digital koperasi. Ini sekaligus menjawab kekhawatiran terhadap minimnya regenerasi dalam pengelolaan koperasi.
Penutup: Harapan untuk Masa Depan
Koperasi Desa Merah Putih memiliki potensi besar untuk menjadi penggerak utama pembangunan ekonomi berbasis masyarakat di Desa Bobawa. Dengan mengatasi tantangan internal dan eksternal secara strategis serta memanfaatkan peluang yang ada secara maksimal, koperasi ini bisa menjadi model pemberdayaan ekonomi yang inklusif, partisipatif, dan berkelanjutan.
Sudah saatnya seluruh lapisan masyarakat desa, dari pemerintah desa, tokoh adat, tokoh perempuan, hingga generasi muda, bersatu dalam semangat gotong royong untuk membesarkan Koperasi Desa Merah Putih. Karena koperasi yang kuat bukan hanya tentang uang dan usaha, tetapi tentang kepercayaan, kebersamaan, dan harapan masa depan yang lebih baik bagi seluruh warga desa.
23 Juli 2025 11:58:40
mantap sekali,,kerja sama kemitraan yang luar biasa.....